Sabtu, 03 September 2016

Makalah Deskripsi Fonetik



DESKRIPSI FONETIK


Oleh:

ALDRYAN RICKY BUTAR-BUTAR
A 111 15 135




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016


A.     DEFINISI FONETIK

Secara umum fonetik adalah ilmu yang mempelajari struktur bunyi bahasa.
Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengeahuan (science) yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran  manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
     Menurut clark and Yallop (1990) fonetik merupakan bidang yang berkaitan erat dengan kajian begaimana cara manusia berbahasa serta mendengar dan memproses ajaran yang diterima. Secara umum, fonetik dapat dibagi menjadi tiga bidang kajian,yaitu fonetik fisiologis, fonetik akuistik, dan fonetik auditoris atau fonetik persepsi.

1.      Fonetik Fisiologi
Fiadalah siologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang fungsi fisiologis manusia (Liberman, 1977:3). Foneti  fisiologi adalah bidang fonetik yang mengkaji tentang penghasilan bunyi-bunyi bahasa berdasarkan fungsi mekanisme biologis organ tubuh manusia.

2.      Fonetik Akuistik
Fonetik akuistik  bertumpu pada struktur fisik bunyi-bunyi bahasa dan bagimana alat pendengaranmanusia memberikan reaksi kepada bunyi-bunyi bahasa yang diterima (Malbmberg, 1963:1). Adapun cirri utama bunyi-bunyi bahasa yang mendapatkan penekanan dalam kajian fonetik akuistik, yaitu frekuensi,tempo, dan kenyaringan.

3.      Fonetik Auditoris atau Fonetik Persepsi
Fonetik Auditoris atau Fonetik Persepsi adalah kajian terhadap respons system pendengaran terhadap rangsangan gelombang bunyi yang diterima.


B.  DESKRIPSI BUNYI KONSONAN
       Jika sebuah segmen ditandai oleh hambatan sempurna  terhadap udara atau hambatan yang menyebabkan gangguan local terhadap udara,segmen itulah yang disebut konsonan.
Pada pembentukan konsonan, aliran udara menemui berbagai hambatan atau penyempitan. Sifat dan tempat hambatan  atau penyempitan inilah yang banyak memberikan ciri kepada konsonan yang terjadi. Penutupan atau penyempitan dapat terjadi di mana saja menurut kemampuan alat-alat ucap kita. Untuk memberikan suatu bunyi konsonan, kita harus memperhatikan hal-hal berikut .
1.      Bagaimana posisi glotis. Jika glotis dalam keadaan terbuka, maka konsonanan itu konsonan tak bersuara . Sedangkan jika glotis itu menyempit dan pita suara bergetar, maka konsonan itu konsonan bersuara.
2.      Artikulator aktif ialah alat ucap yang secara aktif bergerak menghalangi perjalanan udara . Terutama bibir bawah dan lidah . Karena lidah dapat melakukan penghalangan yang bermacam-macam dengan bagian lidah yang berbeda-beda. Banyaknya bagian tergantung pada keperluan ketelitan pemerian. Bunyi konsonan yang menggunakan bibir bawah sebagai articulator aktif disebut konsonan labial.
3.      Arikulator pasif adalah alat ucap yang pada umumnya tidak bergerak yang disentuh atau didekati articulator aktif. Artikulator pasif yang disebut juga titik artikulasi terdiri dari bibir atas. Bibir atas , gigi atas , gusi atas , langit-langit keras , langit-langit lunak , dan dinding belakang kerongkongan .
4.      Bagaimana cara menghalagi udara . cara menghalangi udara , disebut juga cara (ber)artikulasi, adalah cara articulator aktif menghalangi udara di daerah artikulasinya .

a.       Berdasarkan Daerah Artikulasinya

1.      Bilabial adlah bunyi yang didapat dari pertemuan antara dua bibir yang bersentuhan dan megalami hambatan dalam pengucapannya. Contohnya huruf [ b ] dan [ m ].
2.       Labio-dental adalah bunyi yang terjadi karena pertemuan antara bibir bawah dengan gigi atas dan mengalami penghambatan. Contohnya huruf [ f ] dan [ v ].
3.      Apiko-dental adalah bunyi yang terjadi karena pertemuan antara ujung lidah dengan gigi. Contoh huruf [  Ɵ ] dan [ ð ].
4.      Lamino-arveolar adalah bunyi yang terjadi karena pertemuannya antara daun lidah dengan gusi. Contoh [ s ], [ z ], [ t ], [ d ].
5.      Medio-palatal adalah  bunyi yang terjadi karena pertemuannya anttara tengah lidah dengan langit-langit keras. Contoh [ c ],[ j ], [ y ], [ ʒ ], [ ῆ ],[ ʃ ].
6.      Dorso-velar  adalah bunyi yang terjadi karena pertemua antara pangkal lidah dengan langit-langit keras. Contoh huruf [ k ], [ g ], [ ŋ ].
7.      Uvular  adalah  bu nyi  yang terjadi karena dihambat oleh uvular itu sendiri. Contoh huruf [ x ].
8.      Apiko-palatal adalah bunyi yang terjadi karena pertemuannya antara ujung lidah dengan langit-langit keras. Contoh [ ŧ ].
9.      Faringaladalah bunyi bahasa yang terjadi karena adanya udara yang masuk ke rongga kerongkongan . Contoh [ h ].
10.  Hamzahadalah bunyi yang terjadi karena udara yang masuk ke rongga tenggorokan dan terhambat di glotis . Contoh [ ? ]

b.      Cara-cara artikulasi

1.      Konsonan hambat ( stop ), adalah cara menghalangi udara pada daerah artikulasi. Contoh [ p ], [ b ], [ t ], [ d ], [ k ], [ g ].
2.      Konsonan geser ( frikatif ), adalah cara menggesekkan udara yang keluardari paru-paru. Contoh [ f ], [ v ], [ s ], [ z ],       [ x ], [ h ].
3.      Konsonan –likuida ( lateral), adalah cara menaikkan lidah ke langit-langit sehingga udara terpaksa diaduk dan dikeluarkan melalui kedua sisi lidah. Contoh [ l ].
4.      Konsonan getar ( trill ), adalah cara menjauhkan dan mendekatkan lidah ke alveolum secara cepat dan berulang-ulang. Contoh [ r ].
5.      Konsonan sengau ( nasal), adalah dari rongga hidung. Contoh [ m ], [ n ].
6.      Semi vokal, adalah konsonan belum membentuk konsonan murni. Contoh [ w ], [ y ].
Penamaan bunyi kosonan :
Konsonan diberi nama dengan menyebutkan secara berurut cara berartikulasi, articulator aktif dan daerah artikulasi, dan keadaan glotis. Dibawah ini diberikan beberapa contoh:
T    adalah konsonan letupan lamin
D   adalah konsonan letupan lamino-alveolar  bersuara
G   adalah konsonan letupan dorso-velar bersuara
S    adalah konsonan geseran lamino-alveolar tak bersuara
M  adalah konsonan sengauan abio-labial bersuara atau sengauan bilabial   bersuara.

C.     DESKRIPSI BUNYI VOKAL
Vokal adalahbunyi bahasa yang dihasilkan tanpa penutupan atau penyempitan diatas glotis. Bunyi vokal berbeda-beda menurut bentuk rongga di atas glotis yang dilalui  udara pada saat pengucapan vokal-vokal itu. kebanyakan vokal dibuat dengan menutup jalan udara melalui hidung. Bentuk rongga terutama dipengaruhi oleh posisi lidah dan bentuk bibir. Lidah yang lincah itu dapat bererak ke atas, ke belakang, ke bawah, dan ke atas. Bibir dapat membulat atau memipih.

1.      Tinggi rendahnya vokal
Vokal tinggi, misalnya : [ i, u ]
Vokal tengah, misalnya : [ e, Ԑ, ә, o ]
Vokal rendah, misalnya : [ a, ɑ ].
2.      Bagian lidah yang bergerak
Vokal depan, adalah vokal oleh gerakan turun naiknya lidah, misalnya [ i, e, Ԑ, a Vokal tengah, adalah vokal oleh gerakan peranan lidah, misalnya [ ә ]
Vokal belakang, adalah vokal oleh gerakan peranan turun naiknya, misalnya [ u, o, A.

Vokal biberi nama dengan menyebutkan faktor maju mundurnya lidah, faktor naik   turunnya lidah, dan faktor bentuk bibir. Misalnya,
i adalah vokal depan tinggi (atau atas) tak bulat
u adalah vokal belakang tinggi (atau atas) bulat
e adalah vokal depan tengah tak bulat
ә  adalah vokal pusat tengah tak bulat
a  adalah vokal depan rendah (atau bawwah) tak bulat
ą adalah vokal pusat rendah (atau bawah) tak bulat





D.     Diagram Vokal dan Konsonan

1.      Diagram Vokal

                                    Depan                       pusat                       belakang


Tinggi

               I                    

                 u

U


Tengah
 e 
  
               Ԑ
          Ә
               O

               Ͻ   


Rendah
   æ


               a                 
                    A
            

                    ɑ
          

               ɒ
















2.      Diagram Konsonan

Artikulator dan daerah artikulasi
Cara berartikulasi
BILABIAL
LABIO-DENTAL
APIKO-DENTAL
LAMINO-ALVEOLAR
MEDIO-PALATAL
DORSO-VELAR
FARINGAL
GLOTAL
LETUPAN/STOP
P b


t d

k g

?
GESERAN/FARINGAL

f v
 Ɵ
s z
ʃ ʒ
x
h

PADUAN




c j



SENGAUAN
M


n
Ñ
ŋ


GETARAN



r




SAMPINGAN



l




HAMPIRAN
w



y





Tidak ada komentar:

Posting Komentar