DESKRIPSI FONETIK
Oleh:
ALDRYAN RICKY
BUTAR-BUTAR
A 111 15 135
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
A.
DEFINISI FONETIK
Secara umum
fonetik adalah ilmu yang mempelajari struktur bunyi bahasa.
Fonetik
merupakan bidang kajian ilmu pengeahuan (science) yang menelaah bagaimana
manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah
gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat
pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh
otak manusia.
Menurut clark and Yallop (1990) fonetik
merupakan bidang yang berkaitan erat dengan kajian begaimana cara manusia
berbahasa serta mendengar dan memproses ajaran yang diterima. Secara umum,
fonetik dapat dibagi menjadi tiga bidang kajian,yaitu fonetik fisiologis,
fonetik akuistik, dan fonetik auditoris atau fonetik persepsi.
1.
Fonetik
Fisiologi
Fiadalah
siologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang fungsi
fisiologis manusia (Liberman, 1977:3). Foneti fisiologi adalah bidang
fonetik yang mengkaji tentang penghasilan bunyi-bunyi bahasa berdasarkan fungsi
mekanisme biologis organ tubuh manusia.
2.
Fonetik
Akuistik
Fonetik
akuistik bertumpu pada struktur fisik bunyi-bunyi bahasa dan bagimana
alat pendengaranmanusia memberikan reaksi kepada bunyi-bunyi bahasa yang
diterima (Malbmberg, 1963:1). Adapun cirri utama bunyi-bunyi bahasa yang
mendapatkan penekanan dalam kajian fonetik akuistik, yaitu frekuensi,tempo, dan
kenyaringan.
3.
Fonetik
Auditoris atau Fonetik Persepsi
Fonetik
Auditoris atau Fonetik Persepsi adalah kajian terhadap respons system
pendengaran terhadap rangsangan gelombang bunyi yang diterima.
B. DESKRIPSI BUNYI KONSONAN
Jika sebuah segmen ditandai oleh
hambatan sempurna terhadap udara atau hambatan yang menyebabkan gangguan
local terhadap udara,segmen itulah yang disebut konsonan.
Pada
pembentukan konsonan, aliran udara menemui berbagai hambatan atau penyempitan.
Sifat dan tempat hambatan atau penyempitan inilah yang banyak memberikan
ciri kepada konsonan yang terjadi. Penutupan atau penyempitan dapat terjadi di
mana saja menurut kemampuan alat-alat ucap kita. Untuk memberikan suatu bunyi
konsonan, kita harus memperhatikan hal-hal berikut .
1.
Bagaimana
posisi glotis. Jika glotis dalam keadaan terbuka, maka konsonanan itu konsonan
tak bersuara . Sedangkan jika glotis itu menyempit dan pita suara bergetar,
maka konsonan itu konsonan bersuara.
2.
Artikulator
aktif ialah alat ucap yang secara aktif bergerak menghalangi perjalanan udara .
Terutama bibir bawah dan lidah . Karena lidah dapat melakukan penghalangan yang
bermacam-macam dengan bagian lidah yang berbeda-beda. Banyaknya bagian
tergantung pada keperluan ketelitan pemerian. Bunyi konsonan yang menggunakan
bibir bawah sebagai articulator aktif disebut konsonan labial.
3.
Arikulator
pasif adalah alat ucap yang pada umumnya tidak bergerak yang disentuh atau
didekati articulator aktif. Artikulator pasif yang disebut juga titik artikulasi
terdiri dari bibir atas. Bibir atas , gigi atas , gusi atas , langit-langit
keras , langit-langit lunak , dan dinding belakang kerongkongan .
4.
Bagaimana
cara menghalagi udara . cara menghalangi udara , disebut juga cara
(ber)artikulasi, adalah cara articulator aktif menghalangi udara di daerah
artikulasinya .
a.
Berdasarkan
Daerah Artikulasinya
1. Bilabial adlah bunyi yang didapat dari pertemuan
antara dua bibir yang bersentuhan dan megalami hambatan dalam pengucapannya.
Contohnya huruf [ b ] dan [ m ].
2. Labio-dental
adalah bunyi yang terjadi karena pertemuan antara bibir bawah dengan gigi atas
dan mengalami penghambatan. Contohnya huruf [ f ] dan [ v ].
3. Apiko-dental adalah bunyi yang terjadi karena
pertemuan antara ujung lidah dengan gigi. Contoh huruf [ Ɵ ] dan [ ð ].
4. Lamino-arveolar adalah bunyi yang terjadi karena
pertemuannya antara daun lidah dengan gusi. Contoh [ s ], [ z ], [ t ], [ d ].
5. Medio-palatal adalah bunyi yang terjadi karena
pertemuannya anttara tengah lidah dengan langit-langit keras. Contoh [ c ],[ j
], [ y ], [ ʒ ], [ ῆ ],[ ʃ ].
6. Dorso-velar adalah bunyi yang terjadi karena
pertemua antara pangkal lidah dengan langit-langit keras. Contoh huruf [ k ], [
g ], [ ŋ ].
7. Uvular adalah bu nyi yang terjadi
karena dihambat oleh uvular itu sendiri. Contoh huruf [ x ].
8. Apiko-palatal adalah bunyi yang terjadi karena
pertemuannya antara ujung lidah dengan langit-langit keras. Contoh [ ŧ ].
9. Faringaladalah bunyi bahasa yang terjadi karena adanya
udara yang masuk ke rongga kerongkongan . Contoh [ h ].
10. Hamzahadalah bunyi yang terjadi karena udara yang
masuk ke rongga tenggorokan dan terhambat di glotis . Contoh [ ? ]
b.
Cara-cara
artikulasi
1. Konsonan hambat ( stop ), adalah cara menghalangi
udara pada daerah artikulasi. Contoh [ p ], [ b ], [ t ], [ d ], [ k ], [ g ].
2. Konsonan geser ( frikatif ), adalah cara menggesekkan
udara yang keluardari paru-paru. Contoh [ f ], [ v ], [ s ], [ z
], [ x ], [ h ].
3. Konsonan –likuida ( lateral), adalah cara menaikkan
lidah ke langit-langit sehingga udara terpaksa diaduk dan dikeluarkan melalui
kedua sisi lidah. Contoh [ l ].
4. Konsonan getar ( trill ), adalah cara menjauhkan dan
mendekatkan lidah ke alveolum secara cepat dan berulang-ulang. Contoh [ r ].
5. Konsonan sengau ( nasal), adalah dari rongga hidung.
Contoh [ m ], [ n ].
6. Semi vokal, adalah konsonan belum membentuk konsonan
murni. Contoh [ w ], [ y ].
Penamaan
bunyi kosonan :
Konsonan diberi nama dengan menyebutkan secara berurut
cara berartikulasi, articulator aktif dan daerah artikulasi, dan keadaan
glotis. Dibawah ini diberikan beberapa contoh:
T
adalah konsonan letupan lamin
D
adalah konsonan letupan lamino-alveolar bersuara
G
adalah konsonan letupan dorso-velar bersuara
S
adalah konsonan geseran lamino-alveolar tak bersuara
M adalah konsonan sengauan abio-labial bersuara
atau sengauan bilabial bersuara.
C.
DESKRIPSI
BUNYI VOKAL
Vokal
adalahbunyi bahasa yang dihasilkan tanpa penutupan atau penyempitan diatas
glotis. Bunyi vokal berbeda-beda menurut bentuk rongga di atas glotis yang
dilalui udara pada saat pengucapan vokal-vokal itu. kebanyakan vokal
dibuat dengan menutup jalan udara melalui hidung. Bentuk rongga terutama
dipengaruhi oleh posisi lidah dan bentuk bibir. Lidah yang lincah itu dapat
bererak ke atas, ke belakang, ke bawah, dan ke atas. Bibir dapat membulat atau
memipih.
1.
Tinggi
rendahnya vokal
Vokal tinggi, misalnya : [ i, u ]
Vokal tengah, misalnya : [ e, Ԑ, ә, o ]
Vokal rendah, misalnya : [ a, ɑ ].
2.
Bagian lidah
yang bergerak
Vokal depan, adalah vokal oleh gerakan turun naiknya lidah,
misalnya [ i, e, Ԑ, a Vokal tengah, adalah vokal oleh gerakan peranan lidah,
misalnya [ ә ]
Vokal belakang, adalah vokal oleh gerakan peranan turun naiknya, misalnya [
u, o, A.
Vokal biberi
nama dengan menyebutkan faktor maju mundurnya lidah, faktor naik
turunnya lidah, dan faktor bentuk bibir. Misalnya,
i adalah vokal depan tinggi (atau atas) tak bulat
u adalah vokal belakang tinggi (atau atas) bulat
e adalah vokal depan tengah tak bulat
ә adalah vokal pusat tengah tak bulat
a adalah vokal depan rendah (atau bawwah) tak
bulat
ą adalah vokal pusat rendah (atau bawah) tak bulat
D.
Diagram
Vokal dan Konsonan
1.
Diagram Vokal
Depan
pusat
belakang
Tinggi
|
ἰ
I
|
u
U
|
|
Tengah
|
e
Ԑ
|
Ә
|
O
Ͻ
|
Rendah
|
æ
a
|
A
ɑ
|
ɒ
|
2.
Diagram Konsonan
Artikulator dan daerah artikulasi
Cara berartikulasi
|
BILABIAL
|
LABIO-DENTAL
|
APIKO-DENTAL
|
LAMINO-ALVEOLAR
|
MEDIO-PALATAL
|
DORSO-VELAR
|
FARINGAL
|
GLOTAL
|
LETUPAN/STOP
|
P b
|
t d
|
k g
|
?
|
||||
GESERAN/FARINGAL
|
f v
|
Ɵ
|
s z
|
ʃ ʒ
|
x
|
h
|
||
PADUAN
|
c j
|
|||||||
SENGAUAN
|
M
|
n
|
Ñ
|
ŋ
|
||||
GETARAN
|
r
|
|||||||
SAMPINGAN
|
l
|
|||||||
HAMPIRAN
|
w
|
y
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar